Sabtu, 07 Juni 2014

SALAH PERGAULAN

Aku penggembala mengikuti waktu dan jalan yang terkadang benar dan terkadang salah, Waktu ku masih sekolah menduduki bangku Kelas III SMK di salah satu sekolah swasta di Jakarta Timur. Aku berharap akan lebih baik dari 4 saudara kandung ku, Namun pergaulan sulit untuk membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.

Waktu bel berbunyi menandakan waktunya pulang, aku bergegas membenahi buku-buku ku yang masih berserakan di atas meja. Teman ku bernama Riki yang biasa di panggil Bonge datang menghampiriku untuk mengajak aku bermain didaerah rumahnya, itu baru pertama kalinya aku berkunjung kerumahnya dia.
Rumah yang sederhana dengan lantai yang belum menggunakan keramik, mampu mengalahkan panasnya teriknya matahari. Hingga rasa ngantukku datang ingin tidur disofa yang aku duduki, Bonge membawakan aku segelas kopi hangat dan sebungkus rokok, bercerita dan bertukar fikiran dengannya membuat aku penasaran pergaulan dia dengan teman-temannya.Waktu sudah menjelang malam, Aku belum pulang kerumah, Aku memang jarang sekali dirumah orangtua ku saja tak mencarikan ku dimana aku sekarang. Sudah terbiasa diriku tidak diperhatikan oleh orangtuaku.
Bonge mengajakku ke warnet dekat rumahnya, Tiba disana aku melihat banyak teman-temannya yang sedang duduk didepan teras warnet, ada yang sedang berbincang-bincang ada juga yangsedang sibuk dengan pacarnya, Aku memperkenalkan diriku dengan semua teman-temannya mereka menyambutku dengan senang hati. Mereka menawarkan aku rokok dan korek sebagai tanda pertemanan ini bakal jadi hangat, Tak lama diwarnet aku dan teman-teman bonge lainnya pindah tempat tak jauh dari warnet. Banyak gang sempit yang aku telusuri hingga sampai keperumahan dengan halaman rumah yang sangat luas banyak mobil-mobil yang terparkir disitu.
Duduk bersantai dengan angin malam yang sedikit menggigilkan badan, di hangatkan dengan secangkir kopi susu yang hangat dan isapan rokok yang ku genggam. Membuat malam ini terasa menyenangkan, Tak pernah aku merasakan malam yang membuat aku tak ingin pulang karna disini sangat menyenangkan .
Waktu sudah mulai pagi, warga disini sudah mulai sepi tak ada orang yang lewat, Rumah-rumah telah mematikan lampu dan menutupi jelndela rumahnya dengan hordeng. Tak lama salah satu temannya membawakan 3 batang yang hampir seperti rokok, Bonge langsung membisikkan ku dengan nada rendah "Itu cimenk(Ganja)". Aku kaget mendengarkannya, Fikiran ku sudah berantakan aku tak tahu apa yang harus ku lakukan sekarang. Yang ada difikiranku sekarang hanya diam dan tak menyicipi barang haram tersebut, Diriku berjalan perlahan-lahan untuk sedikit menjauh dari mereka aku memandangi mereka dari kejauhan dengan badan gemetar karna gugup dipenuhi rasa takut. Aku melihat mereka membakarnya, Awal ku lihat itu bonge, Dia menghisap begitu lama beda dengan rokok. Asap nya tak terbuang seperti ditahan oleh nafasnya seperti itu, lalu bergantian dengan teman-temannya membentuk lingkaran jadi berputarlah barang itu hingga habis tak tersisa.
Aku hanya berdiam diri sambil mendengarkan musik yang ada dihandphone bonge, Menunggu mereka membuat diriku jenuh dan berfikir untuk pulang. Waktu ku ingin pamit pulang kepada teman-temannya, Aku memanggil bonge untuk membantuku berpamitan dengan teman-temannya. Karna diriku sungguh takut belum lagi tubuhku yang sudah lemas ingin terbaring ditempat tidurku.
Namun yang terjadi kini, Mereka mengizinkan aku pulang, asalkan aku mencicipi barang haram tersebut walaupun hanya satu hisapan. Dalam hati ku, Aku tak mau menyicipi itu aku tak mau bila kedepannya terjadi apa-apa sama diriku. Karena pemakasaan dan bujukan dari teman-temannya akhirnya aku mencoba satu hisapan dan tidak diperbolehkan asapnya untuk dibuang.
Aku bergegas pulang dengan membawa motor yang cukup kencang, Dengan membawa diri menghadapi dinginnya malam membuat badan ku gemetar sepanjang perjalanan. Sesampai dirumah aku membuka pintu rumah yang tak pernah terkunci, Waktu ingin membuka pintu tiba-tiba badanku terasa enteng dan kepalaku sedikit pusing. aku tidak tahu apa yang terjadi akhirnya aku bergegas lari kekamar menutup pintu dan menguncinya, akhirnya aku bisa merebahkan badanku dikasur.
Teringat kejadian tadi membuat diriku menyesal,Diriku tak menyangka bonge teman baikku yang pendiam, sopan dan baik kepada semua orang ternyata dia pengguna narkoba.



"pepatahku"   
Jangan melihat teman dengan sebelah matamu
Jangan melihat dari sisi kekurangan mereka
Jangan pula memandang dengan kesombonganmu

Itu akan berakibat fatal untuk dirimu sendiri !!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar